Ummu Salamah RA
BY:RIKA

Allah mengabulkan doa Abu Salamah ini, dan sepeninggalnya ternyata Nabi SAW berkenan untuk menikahi Ummu Salamah.
Suami istri ini telah
memeluk Islam pada masa awal Islam didakwahkan. Dalam perjalanan hijrah ke
Madinah bersama suami dan anaknya, kerabatnya dari Bani Mughirah tidak
merelakan kepergiannya dan mereka merebut kendali onta yang membawanya.
Anaknya, Salamah bin Abu Salamah yang dalam gendongannya direbut oleh kerabat
suaminya dari Banu Abdul Asad, tetapi tidak membiarkan suaminya, Abu Salamah
untuk membawanya hijrah ke Madinah.
Tinggallah Ummu Salamah bersama kaumnya, tetapi ia selalu dalam
keadaan sedih karena jauh dari orang-orang yang dicintainya, suami dan anaknya
serta saudara-saudaranya sesama muslim. Setiap sore Ummu Salamah keluar, duduk
di atas batu sambil menangis hingga larut malam. Keadaan yang menyedihkan
ini berlangsung hingga setahun, sampai akhirnya salah satu kerabatnya meminta
kepada pemuka Bani Mughirah untuk melepaskan dan membiarkannya hidup bersama
suaminya, dan permintaan ini disetujui. Saat itu Bani Abdul Asad pun memberikan
kembali anaknya. Ia pun menyusul suaminya berhijrah ke Madinah.
Ummu Salamah menunggang unta hanya berdua dengan anaknya. Sampai
di Tan'im, tidak jauh dari Makkah, ia berjumpa dengan Utsman bin
Thalhah (saat itu belum memeluk Islam), yang kemudian bertanya kepadanya,
Tetapi dengan mantap Ummu Salamah berkata, “Tidak ada siapa-siapa lagi
selain Allah!".
Utsman mengambil kendali unta yang ditunggangi Ummu Salamah dan
membawanya berjalan ke arah Madinah. Jika tiba waktunya istirahat, ia
merendahkan unta di dekat sebuah pohon dan menjauh, sehingga Ummu Salamah bisa
turun dengan mudah. Setelah akan berangkat lagi, ia merendahkan unta sampai
Ummu Salamah naik, dan memegang lagi kendalinya ke arah Madinah. Begitulah
terjadi berulang-ulang dalam beberapa hari. Ketika telah sampai di Quba, Utsman
bin Thalhah berkata, "Suamimu berada di sini,"
Utsman membiarkan Ummu Salamah mengendalikan untanya sendiri,
dan ia berjalan kembali ke arah Makkah.
Ketika telah bertemu dengan suaminya, Abu
Salamah, ia menceritakan perjalanannya, dan kemudian berkata, “Demi
Allah, selama setahun saya mengalami berbagai kesusahan dan penderitaan, belum
pernah saya bertemu orang sebaik dia (Utsman bin Thalhah)."
Abu Salamah, suami Ummu Salamah wafat pada bulan Jumadil Akhir
tahun 4 Hijriah, akibat luka parah yang diperolehnya pada perang Uhud, dan
kambuh lagi ketika ia memimpin pasukan untuk memerangi Bani Asad.
Setelah menjadi janda, iapun teringat akan pesan dan juga doa
suaminya, agar ia menikah lagi. Untuk itu, ia dengan tekun melafalkan doa yang
pernah diajarkan Rasulullah SAW, doa ketika mendapat musibah, yaitu : Allahumma
Ajirnii fii mushiibatii, wakhlufnii khoiron minha (Ya Allah, berilah
pahala atas musibah yang saya alami ini, dan gantilah dengan yang lebih baik)
Namun disela-sela doanya, ia sering berfikir, siapakah lelaki
yang lebih baik daripada Abu Salamah? Pernah Abu Bakar menyatakan keinginan
untuk menikahinya, tetapi Ummu Salamah menolak. Begitu juga ketika Umar bin
Khaththab bermaksud menikahinya
Ketika Nabi SAW meminangnya, ia bertanya dalam hati, inikah
pengabulan doa Abu Salamah dan doaku? Namun demikian ia berkata kepada Nabi
SAW, "Wahai Rasulullah, anak saya banyak, dan saya mempunyai sifat cemburu
yang besar. Selain itu, tidak ada wali yang akan menikahkan saya..!"
Mendengar alasan ini, dengan senyum Nabi SAW bersabda, "Yang menjaga anak-anak adalah Allah SWT, dan insya Allah sifat cemburu itu akan berangsur hilang, karena seseorang tidak akan terus-menerus marah. Mengenai wali, Salamah adalah walimu…!"
Ummu Salamah akhirnya menerima pinangan Nabi SAW ini. Pernikahan ini terjadi pada bulan Syawal tahun 4 Hijriah. Ummu Salamah lahir sekitar sembilan tahun sebelum kenabian, jadi ia berusia sekitar 26 tahun ketika menikah dengan Nabi SAW, wafat pada usia 84 tahun pada tahun 62 hijriah.
Mendengar alasan ini, dengan senyum Nabi SAW bersabda, "Yang menjaga anak-anak adalah Allah SWT, dan insya Allah sifat cemburu itu akan berangsur hilang, karena seseorang tidak akan terus-menerus marah. Mengenai wali, Salamah adalah walimu…!"
Ummu Salamah akhirnya menerima pinangan Nabi SAW ini. Pernikahan ini terjadi pada bulan Syawal tahun 4 Hijriah. Ummu Salamah lahir sekitar sembilan tahun sebelum kenabian, jadi ia berusia sekitar 26 tahun ketika menikah dengan Nabi SAW, wafat pada usia 84 tahun pada tahun 62 hijriah.
Pesan : Hanya bergantung pada Allah
0 komentar:
Posting Komentar